Resum Teori akutansi bab 8 pendapatan Suwardjono

 Nama : Widayanti

Kelas   : AKS 3G

Mata Kuliah : Teori Akuntansi 


BAB 8

PENDAPATAN

DEFINISI

         Pendapatan dan biaya merupakan penyebab penting perubahan ekuitas yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dan pembentuk laporan laba rugi yang menentukan laba perusahaan. Itulah sebabnya akun-akun tersebut disebut dengan akun nominal atau temporer yang akhirnya secara periodik harus ditutup dengan membuat jurnal penutup.

       Konsep dasar upaya dan capaian (effort and accomplishment) menyatakan bahwa pendapatan harus diperoleh dengan biaya dan bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Jadi, tidak ada pendapatan tanpa biaya. Oleh karena itu, secara konseptual biaya harus dikeluarkan dulu untuk memperoleh pendapatan. Artinya hanya dengan biaya, pendapatan dapat tercipta. 

Menurut Suwardjono, pendapatan adalah:

Aliran masuk atau kenaikan asset

 Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau sentral yang menerus

Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban

Suatu entitas

 Produk perusahaan

Pertukaran produk

Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk (sales, fees,

interests, dividends, royalties, and rents)

Mengakibatkan kenaikan ekuitas

Karakteristik yang harus dipenuhi sehingga disebut Pendapatan:

Kenaikan Aset

          Pendapatan ada atau timbul apabila terjadi transaksi atau kejadian yang menaikkan asset atau menimbulkan aliran masuk asset yaitu jumlah rupiah kotor (gross). Tidak ada batasan bahwa asset harus berupa kas atau alat likuid yang lain. Akan tetapi, tidak semua kenaikan asset dapat menimbulkan pendapatan. FASB dan IAI (IASC) menyatakan hal yang sama bahwa pendapatan diukur dengan jumlah rupiah dari penjualan

Operasi Utama Berlanjut

      Kegiatan operasi diwujudkan dalam bentuk memproduksi dan mengirim berbagai barang kepada pelanggan atau menyerahkan atau melaksanakan berbagai jasa. Pengertian operasi utama dalam hal ini lebih dikaitkan dengan tujuan utama perusahaan yaitu menghasilkan produk atau jasa untuk mendatangkan laba. 

Penurunan Kewajiban

       Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Kejadian pengiriman barang mengubah kewajiban menjadi pendapatan. Jadi alih-alih kenaikan asset, pendapatan dapat didefinisikan sebagai penurunan kewajiban. Timbulnya pendapatan yang berasal dari turunnya kewajiban banyak dipicu oleh penyesuaian akhir tahun. Asas akrual juga menimbulkan kenaikan asset yang dapat didefinisikan sebagai pendapatan, misalnya piutang pendapatan bunga, piutang dividend dan semacamnya.

Suatu Entitas

     Pendapatan didefinisi sebagai kenaikan asset bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikan asset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih. Telah disebutkan, dengan konsep kesatuan usaha, ekuitas secara konseptual adalah utang perusahaan kepada pemilik. Oleh karena itu, naiknya asset karena pendapatan akan mengakibatkan naiknya ekuitas. Jadi, naiknya ekuitas merupakan konsekuensi dan bukan sumber pendapatan sehingga pendapatan tidak dapat didefinisikan sebagai kenaikan ekuitas.

Produk Perusahaan

      Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan produktif. Dengan pengertian ini, pendapatan terbentuk pada saat produk terbentuk bahkan selama proses produksi tanpa harus menunggu kejadian atau saat penyerahan produk kepada pelanggan. Misalnya, hal ini tidak menghalangi pengakuan pendapatan sebelum barang diserahkan saat perusahaan kontruksi menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage of completion).

Pertukaran

     Paton dan Litteleton memasukkan kata pertukaran (exchange) dalam definisinya karena pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah jika jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen.

Berbagai Bentuk dan Nama

     Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perdagangan, misalnya, disebut dengan penjualan. Misalnya bagi perusahaan jasa, pendapatan dapat disebut sebagai pendapatan sewa, pendapatan jasa angkutan, pendapatan bunga, dan sebagainya. 

UNTUNG

       FASB membatasi pengertian pendapatan hanya untuk kenaikan aset yang berkaitan dengan operasi utama atau sentral. IAI (IASC) tidak membedakan untung dan pendapatan sehingga keduanya digabung dalam konsep penghasilan (income). Maka dari itu, definisi untung dapat dikatakan sebagai berikut :

 Kenaikan ekuitas (aset bersih)

Transaksi peripheral atau incidental

 Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik

PENGAKUAN PENDAPATAN

       Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesai diproduksi dan penjualan benar-benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Dengan kata lain, pendapatan belum dapat dikatakan ada dan diakui sebelum ada penjualan yang nyata. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa pengakuan suatu jumlah rupiah dalam akuntansi harus didasarkan pada konsep dasar keterukuran dan reliabilitas; jumlah rupiah harus cukup pasti dan ditentukan secara objektif oleh pihak independen.

Berikut ini beberapa kriteria pengakuan pendapatan menurut FASB :

 Terealisasi atau cukup pasti terealisasi 

        Pendapatan dikatakan terealisasi bilamana produk telah terjual atau ditukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Dan dikatakan cukup pasti terealisasi bilamana aset berkaitan yang diterima atau ditahan mudah dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas yang cukup pasti jumlahnya.

 Terbentuk atau terhak

        Pendapatan dikatakan dapat terbentuk bila mana perusahaan telah melakukan secara substansial kegiatan yang harus dilakukan untuk dapat menghaki manfaat atau nilai yang melekat pada pendapatan. Walaupun kedua kriteria harus dipenuhi, bobot pentingnya untuk suatu kegiatan tertentu dapat berbeda artinya dalam keadaan tertentu penghimpunan menjadi lebih kritis daripada realisasi dan sebaliknya.

PEMBENTUKAN PENDAPATAN

       Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul dan menjadi ada. Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar upaya dan hasil capaian serta kontiuitas usaha. Biaya dan operasi perusahaan merepresentasikan upaya. Pendapatan dan produk merepresentasikan capaian.


REALISASI PENDAPATAN

         Menurut konsep ini, pendapatan baru dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk membayar produk baik produk telah selesai dan diserahkan atau belum dibuat sama sekali. Pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi atau kontrak tersebut terjadi pendapatan belum terjadi atau terbentuk.

      Konsep realisasi lebih berkaitan dengan masalah pengukuran pendapatan secara objektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada bersifat makna pendapatan. Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu :

Kejadian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya (misalnya kontrak penjualan)

Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset lancar.

     Dari kedua kejadian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses realisasi merupakan konfirmasi proses penghimpunan dana.

SAAT PENGAKUAN PENDAPATAN

     Masalah kapan suatu pendapatan dapat diakui berkaitan dengan saat (timing) pengakuan pendapatan itu sendiri. Ada beberapa gagasan mengenai hal ini :

Pada Saat Kontrak Penjualan

       Dapat terjadi ketika perusahaan telah menandatangani kontrak perusahaan dan bahkan sudah menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum mulai memproduksi barang. Pendapatan sudah terealisasi tetapi belum terbentuk karena hanya satu kriteria yang terpenuhi dan tidak dapat diakui sebagai pendapatan. Sementara itu, pembayaran dimuka harus diakui sebagai kewajiban sampai barang atau jasa diserahkan kepada pembeli, biasanya dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Pada umumnya, perlakuan semacam ini berlaku untuk perusahaan yang memproduksi barang konsumsi dan jarak antara penandatangan kontrak dan penyerahan barang cukup pendek (kurang dari satu tahun).

Selama proses produksi secara bertahap

Berikut ini Masalah yang yang timbul dari pengakuan selama proses produksi ini antara lain : 

Akresi. Yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau proses alamiah lainnya. Per definisi, akresi memenuhi pengertian pendapatan karena aset jelas telah bertambah dan banyaknya tambahan fisis tersebut dapat ditentukan secara objektif. Tapi yang terjadi sekarang adalah pendapatan sudah terbentuk tapi belum terealisasi. Untuk merealisasikan pertambahan tersebut nilai tersebut, proses produksi masih diperlukan.

Apresiasi. Yaitu, selisih nilai pasar wajar aset perusahaan dengan kos (atau nilai buku aset terdepresiasi). Dibandingkan akresi, apresiasi lebih kurang memenuhi definisi pendapatan karena tidak berkaitan langsung dengan operasi perusahaan tetapi lebih berkaitan dengan kondisi pasar.

Penghematan Kos. Penghematan kos sering dikenal dengan potongan pembelian. Hal ini bukanlah suatu pendapatan, kalau pembelian dilakukan dengan cara bijaksana, yang terjadi yang terjadi hanyalah bahwa kos akan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pembelian biasa. Memang benar bahwa efisiensi dan keberuntungan dalam pembelian akan mempunnyai pengaruh terhadap laba yang akhirnya diperoleh. Akan tetapi, diperolehnya laba tersebut masih menunggu realisasi penjualan.

Pada saat penjualan

   Berikut ini merupakan beberapa masalah pada saat penjualan :

Kembalian dan potongan tunai, Adanya hak pengembalian tidak menghalangi pengakuan pendapatan pada saat penjualan. FASB menyatakan bahwa suatu perusahaan menjual produknya dengan hak mengembalikan maka pendapatan dapat diakui pada saat penjualana kalau syarat-syarat berikut terpenuhi (SFAS No. 48 prg.6) :

Harga jual cukup pasti

Pembeli sudah membayar kepada penjual

Kewajiban membayar oleh pembeli tidak berubah dalam hal terjadi penculikan atau kerusakan fisis produk

 Pembeli benar-benar ada secara substantive

Penjual tidak mempunyai kewajiban yang material untuk melakukan tindakan di masa datang

yang secara langsung menjadikan pembeli mampu menjual produk bersangkutan

Jumlah rupiah kembalian dapat ditaksir secara layak.


Kos purna-jual

     Masalah yang paling sulit adalah masalah yang bersangkutan dengan penyesuaian yang diperlukan untuk mengakui pengaruh kegiatan yang mungkin akan terjadi setelah penjualan dan harus dibebankan terhadap penjualan tersebut. Prosedur yang umum dilakukan untuk mengantisipasi kos semacam itu adalah mendebit jumlah rupiah yang sama ke dalam satu akun cadangan melalui penyesuaian akhir tahun.

Kerugian piutang

     Keberatan lain terhadap dasar penjualan adalah pendapat yang menyatakan bahwa piutang bukanlah merupakan bukti yang efektif terhadap realisasi pendapatan. Alasannya, piutang bukan merupakan sarana yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran sehingga kurang tepat digunakan sebagai pengukur pendapatan. Masalah kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakuan yang sama seperti kos purna jual, yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang. Dengan demikian pendapatan disajikan dalam statement sejumlah piutang yang benar-benar dapat direalisasi.

PEDOMAN UMUM PENGAKUAN PENDAPATAN

       FASB meringkas pedomam umum dalam SFAC No. 5 paragraf 84 sebagai berikut:

Kriteria terbentuk dan terealisasi biasanya dipenuhi pada saat produk diserahkan kepada konsumen.

Kalau kontrak penjualan atau penerimaan kas mendahului produksi atau pengiriman barang, pendapatan dapat diakui pada saat terhak dan pengiriman.

 Kalau produk dikontrak sebelum diproduksi, pendapatan dapat diakui secara bertahap dengan metode persentase penyelesaian pada saat sudah terbentuk asalkan dapat diukur secara andal.

Kalau jasa diberikan atau hak untuk menggunakan aset berlangsung secara terusmenerus selama suatu periode dengan kontrak harga yang pasti, pendapatan dapat diakui bersamaan dengan berjalannya waktu.

Kalau produk atau aset lain dapat segera terealisasi karena dapat dijual dengan harga yang cukup pasti tanpa biaya tambahan berarti, pendapatan dan untung rugi dapat diakui pada saat selesainya produksi atau pada saat harga aset tersebut berubah.


Kalau produk, jasa atau aset lain ditukarkan dengan aset non moneter yang tidak segera dapat dikonversi menjadi kas, pendapatan atau untung rugi dapat diakui pada saat telah terhak atau transaksi telah selesai asalkan nilai wajar aset non moneter yang dapat ditentukan dengan layak.

Kalau ketertagihan aset yang diterima untuk produk, jasa, atau aset lain meragukan, pendapatan dapat diakui atas dasar kas yang terkumpul.

PENYAJIAN

      Masalah penyajian berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah memisahkan antara pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan luar biasa dan cara menuangkannya dalam statemetnt laba rugi.

(Sumber Suwardjono, 2014 : 369-392)







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resum bab 9 Biaya Teori akutansi suwarjhono

Tutorial Membuat CRUD Dengan Framework CodeIgnite